Agro Bisnis Ikan Bibit Lele dan Lainnya

Senin, 07 Desember 2009

Lele Sangkuriang Lebih Cepat dan Hemat Pakan

SLEMAN : Kebutuhan benih ikan lele merupakan prioritas utama dalam menunjang program budidaya. Tapi kualitas bibit yang baik menjadi masalah budidaya lele di Kabupaten Sleman.

S.Riyadi Martoyo, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman mengatakan indikasi penurunan kualitas benih itu antara lain pertumbuhan tidak merata. "Saat panen, 10 % berukuran besar dan 60 % ukuran standar dan 30 % berukuran kecil. Waktu pemeliharaan menjadi lebih lama, jadi 70 hari dari sebelumnya 50 hari. Sehingga kebutuhan pakan makin banyak," katanya.

Mengatasi masalah ini, Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman memberikan induk lele sangkuriang kepada UPR (Unit Pembenihan Rakyat) untuk memperbaiki mutu induk lele di Kabupaten Sleman.

AA Laksmi Dewi, Kepala Bidang Perikanan mengatakan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua dengan induk jantan lele dumbo generasi keenam.

"Setelah melalui pemeliharaan sekitar 150 hari, berhasil membesarkan induk lele sangkuriang siap bertelur sekitar 2 bulan lagi sejumlah 1.100 ekor," katanya.

Pada tahun 2007, benih lele di Kabupaten Sleman mencapai 266.905.000 ekor. Produksi tersebut dihasilkan oleh 157 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang mengelola 48.225 ekor induk.(BJ-33)

Sumber:

Logo

Indonesia Ekspor Lele Asap ke Timur Tengah

“Indonesia sebenarnya sudah mulai mengirimkan lele asap ke Singapura dan Malaysia, hanya saja jumlahnya masih sangat kecil hanya kuintalan dan maksimal 1 ton,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen kelautan dan Perikanan (DKP) DR Victor PH Nikijuluw, kepada Jakartapress.com, Sabtu (30/5) usai membuka Bimbingan teknis (Bimtek) Pemberdayaan Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran di pendopo Dipokusumo, Purbalingga.

Dikatakan Victor, ekspor ikan dalam bentuk olahan seperti lele asap dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekspor. Jika sebelumnya ekspor lebih pada ikan segar yang dipadatkan, kini lebih pada diversifikasi ekspor ikan. “Ikan lele itu kita belah kemudian dimasak dengan vile, dipacking dan diberi label merk dari Indonesia . Volume yang kita ekspor tidak bertambah, tetapi ada diversifikasi peningkatan kualitas ekspor ikan,” kata Victor.

Ekspor ikan lele asap ke Malaysia dan Singapura dicukupi dari produsen di Bogor Jawa Barat. Namun, produsen ini juga masih disuplay dari Boyolali dan Yogjakarta. “Kami harapkan pula untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Malaysia dan Singapur bisa dipenuhi dari wilayah Banyumas termasuk Purbalingga. Hal ini karena pada saat-saat tertentu produksi lele di Bogor dan wilayah Jawa Barat lainnya masih kurang,” kata Victor.

Ditambahkan Victor, target nilai ekspor pada tahun 2009 ini justru dinaikan ketika dunia tengah mengalami krisis keuangan. Nilai ekspor tahun ini sebesar US $ 2,8 Milyar, sedang sebelumnya pada tahun 2008 nilai ekspor sebesar US $ 2,6 milyar. “Peningkatan nilai ekspor tidak dengan meningkatkan volume ekspor ikannya, tetapi disiasati dengan peningkatan diversifikasi dan kualitas ikan yang diekspor,” kata Victor. (Py)

[sumber: Jakartapress.com]



Click here to join agromania
Click to join agromania
Subscribe to agronursery

Powered by us.groups.yahoo.com

Subscribe to agrokita

Powered by us.groups.yahoo.com